Radiomuara.id / Jakarta, 04 Maret 2021
Dua orang anggota geng motor Enjoi MBR 86 dijadikan tersangka oleh pihak Kepolisian. Kedua pelaku, RA (22) dan L (21) nekat bacok anggota Polsek Metro Menteng, karena emosi.
Kapolsek Metro Menteng, AKBP Iver Son Manossoh menjelaskan, saat melakukan penganiyaan, keduanya dalam kondisi mabuk. Menurut AKBP Iver, sebelum melakukan aksi mereka terlebih dahulu berkumpul di gudang tua di Muara Baru.
Di sana mereka minum miras, mereka konsumsi sehingga sebelum melakukan aksi mereka menjadi bertambah berani,” jelas AKBP Iver di Polres Metro Jakarta Pusat, Kamis (4/3).
“Iya untuk mencari eksistensi saja dan supaya dianggap jagoan,” jelas AKBP Iver.
Senjata pun mereka beli di pengerajin sajam dengan harga cukup mahal.Mereka beli di salah satu pengrajin sajam di wilayah Senen, mereka mengakui harganya Rp 350 ribu.
Kelompok ini sudah berulang kali melakukan aksinya. Sepekan sebelum kejadian, mereka juga melakukan aksi serupa.”Setelah sebelumnya mereka janjian di medsos, mancing-macing lah, kirim video ajakan untuk aksi. Enggak berapa lama, datanglah mereka ke wilayah Menteng RW 03,” kata AKBP Iver. Awalnya, saat berada di sekitar Jalan Proklamasi, geng motor itu mulai berulah dengan cara memukul-mukul tiang listrik. Bahkan terjadi aksi pelemparan batu.
Di saat yang bersamaan, anggota Polsek Menteng sedang melakukan patroli rutin yang tujuannya untuk mencegah aksi tawuran. Anggota kemudian mendapat laporan dari warga ihwal keributan yang dibuat oleh geng motor itu.
Lalu saat aparat tiba, geng motor itu mencoba untuk melarikan diri. Namun, mereka tak punya pilihan lain, selain melaju ke arah petugas.
“Jadi dia karena pengen lolos, dia dengan kecepatan tinggi ke arah anggota Polsek menteng (korban). sebetulnya mengamankan senjata tajam yg dibawa oleh si RD ini,” tutur AKBP Iver.Meski terluka, namun korban berhasil merebut dan mengamankan senjata tajam tersebut. Setelahnya, pelaku pun langsung melarikan diri.
Di sisi lain, bahwa geng motor itu memang kerap mencari musuh dan mengunggah video aksi kekerasannya di media sosial. Motifnya ingin dianggap jagoan.