RADIOMUARA –
Sedikitnya 13 jurnalis yang tergabung dalam Serikat Wartawan Indonesia ( SWI ) belum lama ini melakukan perjalanan wisata ke pulau Nusa Penida dengan tema ” Jelajah Nusa Penida “.
Selama kurang lebih tiga hari mereka melakukan perjalanan sejak 22- 25 Maret 2022 dengan mengelilingi beberapa lokasi seperti Kelingking Beach, Broken Beach, Diamond Beach, Atuh Beach dan Cristal Bay.
Selain melakukan kunjungan wisata, belasan jurnalis ini juga melakukan kunjungan ke masyarakat guna mengetahui perkembangan wisata serta kehidupan masyarakat Nusa Penida.
Menurut masyarakat asli, wisata yang ada di Nusa Penida saat ini boleh dikatakan mati suri. Wabah corona yang berkepanjangan merupakan salah satu faktor sepinya kunjungan wisata ke pulau yang masuk ke dalam Kabupaten Klungkung,Bali tersebut. Untuk saat ini masyarakat asli Nusa Penida yang mengandalkan wisata daerah sebagai pendapatan harus memutar otak guna kelangsungan hidup mereka.
Belasan bahkan puluhan penginapan yang ada harus menurunkan harga agar tetap bertahan, seperti penginapan La Nusa Home Stay yang per kamarnya kini hanya Rp150.000. Bahkan bukan hanya penginapan, penyewaan boat dan sepeda motor sebagai sarana transportasi pun terkena imbasnya.
Jauh sebelum pandemi tepatnya pada 2019 lalu, masyarakat mengaku pada saat itu wisata di Nusa Penida sangat bergairah dan ramai akan kunjungan.
Pulau yang memiliki luas 202,84 KM persegi ini sebenarnya memiliki beberapa lokasi wisata yang eksotis dan boleh dikatakan masih alami dan ramai dikunjungi wisatawan lokal maupun mancanegara. Namun semua itu berubah tatkala pandemi corona mewabah di Indonesia.
Pasca wacana Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Indonesia Luhut Binsar Panjaitan. Yang akan merubah wabah pandemi menjadi endemi, serta dikeluarkannya aturan wisatawan lokal tanpa melampirkan bukti hasil swab antigen saat bepergian. Sedikitnya membuka harapan masyarakat Nusa Penida objek wisata yang ada di kampung halaman mereka kembali bergairah.
Dengan bergairahnya objek wisata, tentunya pula berpengaruh terhadap kehidupan mereka yang selama ini memang mengandalkan destinasi wisata sebagai pendapatan. Dan hal ini pun tentunya pula tidak lepas dari campur tangan pemerintahan setempat bagaimana agar objek wisata yang ada bergairah kembali.