RADIOMUARA –
Industri hiburan saat ini sudah semakin maju dan memberikan kesempatan yang sama untuk putra putri daerah menunjukkan bakatnya. Seperti halnya duo yang berasal dari Nusa Penida.
Awalnya pertemuan dengan mas Koko di Jakarta dan ngobrol, menurutku kami ini sesuatu yang seru sekali apalagi ini sesuatu yang sangat penting menurut kami sharing tentang alam di Indonesia dan juga bakat kami dan akhirnya kita proses buat lagunya setelah hari itu juga di Nusa Penida tempat kelahirannya saya menciptakan lagu “ Selalu di Hati”
Bikin lagunya cukup singkat sekali jadi sebenarnya dalam proses pembuatannya lagu ini yang lama adalah Conversation dalam mendalami lagu “ Selalu di Hati ” apalagi dalam dua bahasa, ini sesuatu yang penting bersama teman-teman mengerti lagu ini.
” Walaupun ini hanya sebagian kecil ini menurut kami cocoklah untuk projek lagu ini memakai dua bahasa yakni bahasa Indonesia dan bahasa Inggris, ” Ungkap Ayu Arya Larasati Maranda biasa di sapa Lala.
Jadi kami sangat bersyukur dengan pembuatan video klip dengan tim Visual Anak Negeri seru dan juga bisa menjelaskan konsep yang diinginkan dengan baik sehingga kami menangkapnya cepat ketika diberi arahan, jadi enak banget lah apalagi di Nusa Penida ini adalah kampung halaman kami jadi senanglah bisa cerita tentang kampung sendiri. Lokasi pengambilan gambar pun sesuai lagu diantaranya: Broken Bay, Banah, Tembeling dan Pura Dalem Desa Batu Madeg, Nusa Penida, Klungkung Provinsi Bali,” Tambah Lala.
Jadi Lagu “Selalu di Hati” ini menceritakan tentang diri sendiri juga sih, semua orang yang merantau dari kampung halaman demi masa depan yang lebih baik, itu bisa relay sama dengan lagu karena ini tentang kerinduan untuk rumah.
Saat ini sudah punya mini album, single pertama di luncurkan tahun 2018 dan single ke dua itu di luncurkan dengan judul Euforia.
Jadi Alien Child munculnya atau berdirinya 2017, tapi kami sudah mulai berkarya tahun 2013 itu funny banget saat di Nusa Penida itu sebenarnya akronim dari bahasa Batu Madeg itu adalah kampung halaman kami.
Tahun 2013 lama tinggal di Canada lalu pulang sekitar tahun 2017, kami bangga loh dari desa Nusa Penida dari kampung ini, waktu itu ingin mengupas Nusa Penida karena banyak banget teman-teman disini kadang-kadang malu kalo saya dari Nusa Penida seperti desa tertinggal, makanya kami buktikan kepada dunia luar bahwa kampung ku harus maju, walau kami lama tinggal di Canada tetap bangga sebagai orang Indonesia yang asli dari Batu Madeg, Nusa Penida,” Ungkap Lala.
Tapi di tahun 2017, lagu “Selalu di Hati” berubah liriknya akhirnya kami bisa mastering, composing, produksi sendiri mixing video pun kami direct sendiri, jadi tahun 2017 bener-bener kami merasa harus di rebranding sehingga Alien Child beda arti lagi dan bukan Alien manusia luar angkasa itu maksudnya, kami ingin membuat sebuah rumah teduh untuk orang-orang yang merasa seperti Alien alias tidak diterima sesama orang yang di sekitarnya, karena kami ingin menjadi rumah sendiri dimana kamu menjadi be your self jadi kalo mau nonton kami dan nge fans sama kami alias nama Alien jadi kami lebih dari band, tapi kami ini sebuah rumah yang teduh.
Menurut Ayu Aya Nusandari Maranda biasa dipanggil Aya menjelaskan Genre Alien Child selalu di tanya dengan fansku, kalian genrenya apa sih? Mungkin karena mulainya umur yang sangat muda sekitar 13 dan 14 tahun selama ini kami banyak terinspirasi dari EDM, RnB, Pop dan Rapp. Artinya genre lagu “Selalu di Hati” EDM Pop,” Jelas Aya.
Harapannya lagu “Selalu di Hati” ini untuk bisa lebih didengarkan, diterima masyarakat luas dan talenta-talenta penyanyi yang ada di Nusa Penida bermunculan dapat bersaing. Semoga industri musik Indonesia bisa sebesar KPop di Indonesia,” tandas Aya.
Sejak kecil darah bermusik yang mengalir dari ibunya ini mulai terlihat setelah antusiasnya membuat konten-konten di media sosial.
“ Masa pandemi covid ini membuat saya lebih aktif di media sosial, mulai Tiktok , Spotify sampai YouTube. Semakin lama di rumah saja, saya semakin terus berkreasi. Dari pada bosan kan? ” Tutur Aya.