RADIOMUARANETWORK –
Lahirnya lagu ” Terlatih Patah Hati ” pada 2013 lalu, bisa dibilang sebagai sebuah titik balik dalam perjalanan bermusik group ” The Rain “. Meskipun tetap produksi merilis karya, namun tidak ada rilisan The Rain yang mampu menyamai kesuksesan album pertama mereka tersebut.
Ditulis dan mulai direkam sejak awal tahun 2013, ” Terlatih Patah Hati ” sempat beberapa kali mengalami pergantian arransemen, hingga akhirnya mengajak Stephan Santoso produser album – album Padi dan Sheila On 7 untuk menjadi produser. The Rain juga mengajak Endank Soekamti sahabat seperjuangan mereka dari Yogyakarta untuk mengisi beberapa bagian vokal di reffrain lagu tersebut. Setelah rampung direkam, The Rain menawarkan masternya ke banyak perusahaan rekaman, namun tidak ada satupun yang tertarik untuk membelinya.
Tak patah semangat, The Rain memutuskan untuk merilis ” Terlatih Patah Hati ” secara independen lewat bendera Heavy Rain Records, label yang didirikan secara patungan oleh keempat personilnya yakni Indra Prasta ( vokal, gitar ), Iwan Tanda ( gitar, vokal ), Ipul Bahri ( bass, vokal ) dan Aang Anggoro ( drum, vokal ).
Tak lama setelah dirilis, ” Terlatih Patah Hati ” mulai merajai chart radio di seluruh Indonesia, mendapatkan jutaan viewers di youtube dan membuat jadwal panggung The Rain padat kembali. Serta membuka jalan untuk berbagai single berikutnya seperti lagu Gagal Bersembunyi dan Ujung Pertemuan yang juga mendapatkan jutaan viewers youtube.
Sepuluh tahun kemudian, kini ” Terlatih Patah Hati ” telah menjadi sebuah anthem. Sebuah soundtrack patah hati yang dinyanyikan dengan lantang, karena semangat yang dibawa oleh lagu ini adalah tentang menertawakan getirnya hidup. Tak menangisi harapan yang pupus, meski hati cidera serius. ” Mantan itu untuk disyukuri, bukan disesali, ” sebuah kalimat yang sering dilontarkan oleh Indra ketika The Rain membawakan lagu ini di panggung.
” Selama kita masih masih bisa produktif, kita akan terus merekam dan merilis lagu baru, karena tiap lagu punya jalannya masing – masing ” tutur Aang
Dalam proses penggarapan aransemennya, The Rain menambahkan beberapa instrumen beberapa instrumen seperti violin dan akordeon agar nuansa akustiknya terasa lebih kental. Khusus untuk merekam seluruh track vokalnya, The Rain kembali kembali ke Slingshot studio, tempat dimana mereka merekam hampir seluruh bagian lagu ” Terlatih Patah Hati ” sepuluh tahun lalu. Proses mastering versi akustik lagu ini juga kembali dipercayakan pada Stephan Santoso, sosok bersama The Rain melahirkan ” Terlatih Patah Hati ” original version.
” Terlatih Patah Hati ” ( acoustic version ) sekaligus menandai momen 22 tahun perjalanan The Rain yang jatuh pada akhir tahun 2023 ini.
” Andai kami menyerah saat itu, ketika ada perusahaan rekaman yang mau merilis lagu ” Terlatih Patah Hati ” mungkin kami tidak akan sampai di titik ini ” Ujar Ipul.